Kontras Enema Sebagai Prosedur Diagnosis Hirschsprung Disease

Penulis

  • Feggy Rizqita Universitas Mataram
  • Arif Zuhan Universitas Mataram

DOI:

https://doi.org/10.57218/jkj.Vol1.Iss2.398

Kata Kunci:

Hirschsprung, Kongenital, Diagnosis, Kontras enema

Abstrak

Hirschsprung disease adalah penyakit bawaan sejak lahir dengan tanda dan gejala utama konstipasi atau obstruksi usus, yang biasanya muncul segera setelah lahir sehingga terjadi keterlambatan pengeluaran mekonium. Hirschsprung disease terjadi karena tidak adanya sel ganglion pada kolon distal yang mengakibatkan inhibisi fungsional berupa inkordinasi gerakan peristaltik sehingga terjadi gangguan pasase usus. Pada bayi atau anak dengan hirschsprung disease biasanya akan mengalami gejala lain seperti distensi abdomen, muntah, muncul gejala enterocolitis hingga malnutrisi. Pasien dengan indeks kecurigaan yang tinggi untuk hirschsprung disease harus menjalani evaluasi diagnostik. Salah satu pemeriksaan penunjang yang valid untuk diagnostik hirschsprung disease adalah kontras enema. Kontras enema adalah pemeriksaan penunjang yang tersedia secara luas untuk hirschsprung disease. Kontras yang larut dalam air dimasukkan ke dalam usus besar menggunakan kateter yang ditempatkan melalui anus diikuti dengan pencitraan fluoroskopi langsung. Namun, prosedur kontras enema dihindari pada pasien dengan gejala enterocolitis karena risiko perforasi.

Referensi

Ambartsumyan, L., Smith, C., & Kapur, R. P. (2020). Diagnosis of Hirschsprung Disease. Pediatric and Developmental Pathology, 23(1), 8–22.

Chhabra, S., & Kenny, S. E. (2016). Hirschsprung’s disease. Surgery (United Kingdom), 34(12), 628–632.

Kementrian Kesehatan RI. (2017). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Penyakit Hirschprung. 1–31.

Mazumder, W., & Karim, A. S. M. B. (2020). Hirschsprung ’ s Disease : Diagnosis and Management. 10(2), 13–17.

Mohammad Abbas, Rashid, A., Laharwal, A. R., Wani, A. A., Dar, S. A., Chalkoo, M. A., & Kakroo, S. M. (2013). Barium Enema in the Diagnosis of Hirschsprung’s Disease: A Comparison with Rectal Biopsy. Ambartsumyan, L., Smith, C., & Kapur, R. P. (2020). Diagnosis of Hirschsprung Disease. Pediatric and Developmental Pathology, 23(1), 8–22.

Chhabra, S., & Kenny, S. E. (2016). Hirschsprung’s disease. Surgery (United Kingdom), 34(12), 628–632.

Kementrian Kesehatan RI. (2017). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Penyakit Hirschprung. 1–31.

Mazumder, W., & Karim, A. S. M. B. (2020). Hirschsprung ’ s Disease : Diagnosis and Management. 10(2), 13–17.

Mohammad Abbas, Rashid, A., Laharwal, A. R., Wani, A. A., Dar, S. A., Chalkoo, M. A., & Kakroo, S. M. (2013). Barium Enema in the Diagnosis of Hirschsprung’s Disease: A Comparison with Rectal Biopsy. Archives of Clinical and Experimental Surgery (ACES), December, 1–336.

Msomi, M. S., Mangray, H., & Du Plessis, V. (2017). An assessment of the accuracy of contrast enema for the diagnosis of Hirschsprung disease at a South African tertiary hospital. South African Journal of Radiology, 21(1), 1–5.

Peyvasteh, M., Askarpour, S., Ostadian, N., Moghimi, M.-R., & Javaherizadeh, H. (2016). Diagnostic Accuracy Of Barium Enema Findings In Hirschsprung’s Disease. 29(3), 155–158.

Westfal, M. L., & Goldstein, A. M. (2018). Diagnosing And Managing Hirschsprung Disease In The Newborn. Neoreviews, 19(10), E577–E588.

Unduhan

Diterbitkan

2022-12-11