Infeksi Menular Seksual Pada Perempuan di Indonesia: Literature Review
DOI:
https://doi.org/10.57218/jkj.Vol2.Iss1.630Kata Kunci:
Lansia, Persepsi diri, Proses penuaanAbstrak
Infeksi menular seksual merupakan infeksi yang Sebagian besar ditularkan melalui hubungan seksual dengan pasangan yang tertular. World Health Organization (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat sekitar 340 juta penemuan kasus baru dari penyakit infeksi menular seksual yang dapat disembuhkan yaitu sifilis, gonore, trikomoniasis dan klamidia. Penyakit infeksi menular seksual merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar di Indonesia, terutama dikalangan perempuan. Perempuan yang terkena infeksi menular seksual lebih jarang menunjukkan gejala dibandingkan infeksi pada laki-laki. Program pengendalian penyakit infeksi menular seksual bertujuan untuk menurunkan angka insiden infeksi dengan kombinasi strategi pencegahan dan pengobatan. Hingga saat ini masih terdapat tantangan pengendalian infeksi menular seksual di Indonesia. Tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi infeksi menular seksual pada perempuan Indonesia, serta program pengendalian dan tantangannya. Metode penelitian menggunakan pendekatan literatur review dari Google Schoolar dan Scopus. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada perempuan, penyakit infeksi menular seksual dapat berlanjut menjadi komplikasi yang sangat berbahaya dan dapat mempengaruhi perempuan secara ireversibel. Strategi Pemerintah Indonesia terkait dengan program pengendalian HIV-AIDS dan PIMS terdiri atas peningkatan penemuan kasus HIV secara dini dengan memperluas layanan skrining. Terdapat beberapa tantangan dalam pengendalian infeksi menular di Indonesia.
Referensi
Abbai, N. S., Reddy, T., & Ramjee, G. (2016). Prevalent bacterial vaginosis infection–a risk factor for incident sexually transmitted infections in women in Durban, South Africa. International journal of STD & AIDS, 27(14), 1283-1288.
Anyalechi, G. E., Hong, J., Kreisel, K., Torrone, E., Boulet, S., Gorwitz, R., ... & Bernstein, K. (2019). Self-reported infertility and associated pelvic inflammatory disease among women of reproductive age—National Health and Nutrition Examination Survey, United States, 2013–2016. Sexually transmitted diseases, 46(7), 446.
Aral, S. O., Over, M., Manhart, L., Holmes, K. K., Jamison, D. T., & Mosley, W. H. (2006). Disease control priorities in developing countries: health policy responses to epidemiological change. Volume, 2, 653.
Centers for Disease Control and Prevention (2008). Current concepts and strategies on improving STI prevention, treatment, and control. CDC: Atlanta. 2008. Pg. 1-47.
Centers for Disease Control and Prevention. (2011).How STDs impact women differently from men. CDC Fact Sheet. 2011: CS309928-D.
Chen, X., Lu, Y., Chen, T., & Li, R. (2021). The female vaginal microbiome in health and bacterial vaginosis. Frontiers in cellular and infection microbiology, 11, 631972.
Dallabetta GA, Elvira T, Neilson G (2008). Sexually transmitted disease. 4 th edition. New York: McGraw Hill. pg. 1957-76.
Grant, J. S., Chico, R. M., Lee, A. C., Low, N., Medina-Marino, A., Molina, R. L., ... & Klausner, J. D. (2020). Sexually transmitted infections in pregnancy: a narrative review of the global research gaps, challenges, and opportunities. Sexually transmitted diseases, 47(12), 779.
Hanson, B., Johnstone, E., Dorais, J., Silver, B., Peterson, C. M., & Hotaling, J. (2017). Female infertility, infertility-associated diagnoses, and comorbidities: a review. Journal of assisted reproduction and genetics, 34, 167-177.
Kashyap, N., Krishnan, N., Kaur, S., & Ghai, S. (2019). Risk factors of cervical cancer: a case-control study. Asia-Pacific journal of oncology nursing, 6(3), 308-314.
Kemenkes, R. I. (2015). Pedoman manajemen program pencegahan penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak. Kemenkes RI: Jakarta. 2015. Pg. 10-8.
Kemenkes, R. I. (2015). Pedoman nasional penanganan IMS 2015. Kemenkes RI. 2015. Pg. 1-11
Kemenkes, R. I. (2017). Program pengendalian HIV AIDS dan PIMS: fasilitas kesehatan tingkat pertama. SIHA Kemenkes RI. 2017. Pg. 1-22, 65-8.
Kemenkes, R. I. (2022). Laporan perkembangan HIV-AIDS dan penyakit infeksi menular seksual (PIMS) triwulan I tahun 2022. Kemenkes RI: Jakarta. 2022. Pg. 1-21.
Kroeger, K., Torrone, E., & Nelson, R. (2016). Assessment: a core function for implementing effective interventions in sexually transmitted disease control programs. Sexually transmitted diseases, 43(2 Suppl 1), S3.
Mayaud, P., & Mabey, D. (2004). Approaches to the control of sexually transmitted infections in developing countries: old problems and modern challenges. Sexually transmitted infections, 80(3), 174-182.
Mayaud, P., & McCormick, D. (2001). Interventions against sexually transmitted infections (STI) to prevent HIV infection. British Medical Bulletin, 58(1), 129-153.
Sonfield, A. (2009). For some sexually transmitted infections, secondary prevention may be primary. Guttmacher Policy Review, 12(2), 1-7.
Williams, C. L., Harrison, L. L., Llata, E., Smith, R. A., & Meites, E. (2018). Sexually transmitted diseases among pregnant women: 5 states, United States, 2009–2011. Maternal and child health journal, 22, 538-545.
World Health Organization. (2007). Global strategy for the prevention and control of sexually transmitted infections: 2006-2015: breaking the chain of transmission.
Zhang, S., Xu, H., Zhang, L., & Qiao, Y. (2020). Cervical cancer: Epidemiology, risk factors and screening. Chinese Journal of Cancer Research, 32(6), 720.