Pemanfaatan Daun Salam Sebagai Desinfektan Pada Pemakai Gigi Tiruan Lepasan Akrilik Di Kelurahan Rajabasa Raya Kota Bandar Lampung

Authors

  • Sri Murwaningsih Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Bandar Lampung
  • Sri Wahyuni Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Bandar Lampung
  • Yustin Nur Khoiriyah Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Bandar Lampung

DOI:

https://doi.org/10.57218/jompaabdi.v3i1.1043

Keywords:

Edukasi, Kelainan gigi, Pemeliharaan kesehatan gigi

Abstract

Untuk memudahkan orang melakukan desinfeksi secara mandiri dapat memanfaatkan bahan alami yang berada di lingkungan sekitar yang mudah didapat, murah harganya, dan mudah menggunakannya. Salah satu bahan alami yang menjadi alternatif yaitu daun salam. Dekokta daun salam merupakan sedian cair yang diperoleh dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90˚C pada waktu yang lebih lama (30 menit). Hal ini dilakukan untuk memperoleh kandungan senyawa yang lebih banyak dalam sari/ sedian cair. Prosedur ini mudah sekali dilakukan oleh siapa saja, dengan bahan pelarut berupa air yang mudah didapatkan, dan peralatan yang sederhana. Namun, dekokta merupakan sedian cair yang tidak tahan lama, pemanfaatan sediaan tidak boleh lebih dari 24 jam. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, maka Tim Pengabdian Masyarakat Poltekkes Tanjungtkarang melaksanakan kegiatan  berupa demonstarsi cara pembuatan dekokta daun salam. Dekokta daun salam bekerja menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan mengatasi bau mulut pada pemakai gigi tiruan lepasan. Kegiatan  ditujukan pada  masyarakat  perorangan yang menggunakan gigi tiruan di kelurahan Rajabasa Raya Kota Bandar lampung. Kegiatan demonstrasi pembuatan cairan dekokta daun salam ini merupakan kegiatan lanjutan yang di tujukan untuk membantu masyarakat pengguna gigi tiruan dalam  menjaga kesehatan dan kebersihan gigi tiruan.

References

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.

BPOM RI. (2012). Acuan Sediaan Herbal Volume 7 Edisi I. Jakarta: Direktorat Obat Asli Indonesia Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.

Gunadi, H. A., Margo, A., Burhan, L. K., Suryatenggara, F., & Setiabudi, I. (1995). Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan. Jilid II. Jakarta: Hipokrates, 367-78.

Lestari, J.H.S. (2016). Dekok Daun Kersen (Muntingia calabura) Sebagai Cairan Sanitasi Tangan Dan Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris). Yogyakarta: Prodi Biologi, Fak. Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Zomorodian, K., Haghighi, N. N., Rajaee, N., Pakshir, K., Tarazooie, B., Vojdani, M., ... & Vosoghi, M. (2011). Assessment of Candida species colonization and denture-related stomatitis in complete denture wearers. Medical mycology, 49(2), 208-211.

Akpan A, Morgan R. (2002). Oral Candidiasis. Postgrad Med J; 78:455-59

Afrina, L. (2007). Prevalensi Denture Stomatitis yang Disebabkan Kandida Albikans Pada Pasien Gigi Tiruan Penuh Rahang Atas di Klinik FKG USU Maret-Mei 2007. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, Medan..

Collins FM, (2013). Disinfecting Impression for Infection Prevention. Sultan University. http://www.sultanuniversity.com/whitepapers/disinfecting-impression-infection-prevention [12 November 2013]. Hal:1-3

Sabir, A. (2003). Pemanfaatan flavonoid di bidang kedokteran gigi. Majalah Kedokteran Gigi (Dental Journal), 36(3), 81-87.

Simatupang MM. (2009). Candida Albicans. Medan. FK USU

Springhouse. (2005). Professional Guide to Disease. Oral Trush:Introduction.8ed. NewYork. Lippincott Williams & Wilkins.

Hendrawati DY. (2008). Candida Albicans. [serial online] [cited 2011-01-28]; Available from: URL: ttp://mikroba.files.wordpress.com/2008/05/yosephine-dian-hendrawati-078114110.pdf.

Masdin. (2011). Kandidiasis Mulut. [serial online] 2010 mar 16;[cited 2011.03.13]. Available from:URL: http://www.pajjakadoi.co.tv/2010/03/candidiasis-mulut.html.

Junaedi E. (2009). Denture Stomatitis. [serial online] Mei 27;[cited 2011.02.08]. Available from URL: http://edjuna.blogspot.com/

USU. (2011). Streptococcus Mutans Pada Gigi Tiruan Penuh. [serial online] 2008.[cited 2011-01-28]; Available from: URL: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/4/Chapter%20II.pdf

Farah, C. S., Lynch, N., & McCullough, M. J. (2010). Oral fungal infections: an update for the general practitioner. Australian dental journal, 55, 48-54.

Herawati E (2008). Kandidiasis Rongga Mulut. Gambaran Klinis, dan Terapinya. Bandung. FKG Unpad.

Tanjong A. (2011). Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibicus sabdariffa) Terhadap Koloni Candida Albican Yang Terdapat pada Plat Gigi Tiruan. Skripsi. FKG Unhas.

Couthwaite L, J Verren (2007). Potensial Pathogenic Aspect of Denture Plaque;School of Biology, of Oral & Health Since. Manchester Metropolitan University. Manchester,UK.

Harmanto N. (2007). Jus Herbal Segar dan Menyehatkan. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 243 halaman

Liwongan, G. B. (2015). Persepsi pengguna gigi tiruan lepasan terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. Pharmacon, 4(4).

Dao, N. K., Hop, T., & Siemonsma, J. S. (1999). Plant Resources of South East Asia. 13. Spices.

Musanif, J., Darusman, L. K., Bermawie, N., Wilapa, H. P., Pierce, J., & Tambayot, K. (2008). The Indonesian Heritage Jamu for Health and Beauty. Directorate General of Processing and Marketing of Agricultural Product, Ministry of Agriculture.

Downloads

Published

2024-03-20