Pengaruh Kombinasi Karagenan Dan Xanthan Gum Terhadap Kualitas Gel Pengharum Ruangan Berbahan Baku Minyak Atsiri Kulit Limau Kuit

Authors

  • Anita Rahman Universitas Lambung Mangkurat
  • Ratna Yulinda Universitas Lambung Mangkurat
  • Mella Mutika Sari Universitas Lambung Mangkurat

DOI:

https://doi.org/10.57218/juster.v1i3.342

Keywords:

Gel, Pengharum Ruangan, Karagenan, Minyak atsiri, Kulit Limau Kuit

Abstract

Pada penelitian ini peneliti menggunakan karagenan dan xanthan gum sebagai bahan pembentuk gel dan menggunakan minyak atsiri kulit limau kuit sebagai bahan pewangi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas kombinasi karagenan dan xanthan gum sebagai basis gel pengharum ruangan, menentukan konsentrasi terbaik dari minyak atsiri limau kuit sebagai gel pengharum ruangan dan mengetahui penguapan zat cair pada  gel pengharum ruangan dari minyak atsiri kulit limau kuit terbaik yang diletakkan pada berbagai ruangan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan percobaan RAL. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan dokumentasi. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan berupa (1) kualitas kombinasi karagenan dan xanthan gum sebagai basis gel terbaik pada perbandingan 90:10 menghasilkan tekstur basis gel padat, kenyal, tidak mudah hancur dan memiliki nilai sineresis terendah (2) konsentrasi terbaik dari minyak atsiri kulit limau kuit sebagai gel pengharum ruangan adalah konsentrasi 3%, (3) penguapan zat cair pada  gel pengharum ruangan dari minyak atsiri kulit limau kuit terbaik yang diletakkan pada berbagai ruangan menghasilkan bahwa pada ruangan yang menggunakan kipas angin mengalami penyusutan bobot gel yang tinggi serta mengalami total penguapan zat cair yang terbesar.

References

Agustin, F. D & Putri, W. D. R. (2014). Pembuatan Jelly Drink Averrhoa blimbi L. (Kajian Proporsi Belimbing Wuluh: Air dan Konsentrasi Karagenan). Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2(3), 1-9.

Aksari, N. J. (2018). Pembuatan gel pengharum ruangan menggunakan Karagenan dan Xanthan Gum sebagai basis dengan Aroma Apel dan minyak atsiri. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Anwar, E. (2012). Eksipien dalam Sediaan Farmasi: Karakteristik dan Aplikasi. Jakarta: Dian Raykat.

Ariyani, H., Nazemi, M., Hamidah, & Kurniati, M. (2018). Uji efektivitas antibakteri ekstrak Kulit Limau Kuit (Cytrus hystrix Dc) terhadap beberapa bakteri. Journal Current Pharmaceutical Sciences, 2(1), 136-141.

Atmaka, W., Af’idatusholikhah, Prabowo, S., & Yudistira, B. (2021). Pengaruh variasi konsentrasi Kappa Karagenan terhadap karakteristik fisik dan kimia gel Cincau Hijau (Cyclea barbata L, Miers). Journal of Agro-based Industry, 38(1), 25-35.

Badan Standarisasi Nasional. (2006). Petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori. SNI-01-2346-200. Jakarta: Dewan Standarisasi Indonesia

Danimayostu, A. A., Shofiana, N. M., & Permatasari, D. (2017). Pengaruh penggunaan Pati Kentang (Solanum tuberosum) termodifikasi asetilasi oksidasi sebagai gelling agent terhadap stabilitas gel Natrium Diklofenak. Pharmaceutical Journal Of Indonesia, 3(1), 25-32.

Herawati, H. (2018). Potensi hidrokoloid sebagai bahan tambahan pada produk pangan dan nonpangan bermutu. Jurnal Litbang Pertanian, 37(1), 17-25.

Irwan, A., Humaida, N. & Nur, H. S. (2020). Antibacterial activity assay of essential oils from Limau Kuit peel against Staphylococcus aureus. Diakses tanggal 16 Mei 2021 dari

Irwan, A. & Rosyidah, K. (2019). Potensi minyak atsiri dari Limau Kuit: Jeruk Lokal Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah, 4(1), 197-202.

Irianto, A. (2003). Statistika Konsep Dasar dan Aplikasinya. Padang: Kencana.

Karo-Karo, S. U. (2018). Formulasi gel pengharum ruangan menggunakan Karagenan dan HPMC dengan Minyak Lily sebagai pewangi dan Minyak Nilam sebagai fiksatif. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Meilina, R., & Fhasnia. (2020). Formulasi gel pengharum ruangan menggunakan Karagenan dan Xanthan Gum dengan Minyak Kopi sebagai pewangi dan Minyak Nilam sebagai fiksatif. Journal of Healthcare Technology and Medicine, 6(2), 1177-1188.

Azmin, N., Rahmawati, A., & Hidayatullah, M. E. (2019). Uji kandungan fitokimia dan etnobotani tumbuhan obat tradisional berbasis pengetahuan lokal di kecamatan Lambitu kabupaten Bima. Florea: J Biol Pembelajarannya, 6, 101-113.

Pratiwi, A. & Utami, L. B. (2018). Isolasi dan analisis kandungan minyak atsiri pada Kembang Leson. Bioeksperimen, 4(1), 42-47.

Rosalinda, S., Dewi, N. R., & Nurjanah, S. (2022). Utilization of Inferior Green Coffe Bean Oil of freshener gel. Jurnal Teknik Petanian Lampung, 11(1), 48-59.

Sitepu, R. R. (2018). Formulasi gel pengharum ruangan menggunakan Karagenan dan Tragakan sebagai basis, Minyak Jeruk sebagai pewangi dan Minyak Nilam sebagai fiksatif. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Surbakti, C.I. & Swadana, E. (2018). Formulasi sediaan pengharum ruangan dari Minyak Melati dengan Minyak Akar Wangi Sebagai Fiksatif. Jurnal Farmasimed, 1(1), 6-10.

Sutrisno, A., Yuwono, S. S., & Ikarini, I. (2021). Effect of Glucomannan and Xanthan gum proportion on the physical and sensory characteristic of gluten-free bread. Di akses pada tanggal 1 Juni 2022 dari

Tambun, M.U.D. (2017). Formulasi gel pengharum ruangan menggunakan Karagenan dan Pektin dengan Minyak Cendana sebagai fiksatif dan Minyak Kulit Kayu Manis sebagai pewangi. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Widija, S. L.J., Trisnawati, C. Y., & Widjajaseputra, A. I. (2017). Penggunaan NA-CMC dan Gum Xanthan untuk memperbaiki kualitas cake beras rendah lemak. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, 16(1), 37-41

Downloads

Published

2022-12-11