Psikoedukasi Pencegahan Perilaku Delinkuen dan Potensi Menjadi Korban Kekerasan Pada Remaja Dengan Kondisi Keluarga Migran

Authors

  • Yuli Fitria Stikes Banyuwangi
  • Nabila Fike Hadiyanti Stikes Banyuwangi

DOI:

https://doi.org/10.57218/jompaabdi.v3i4.1259

Keywords:

Delinkuen, Kekerasan, Migran, Psikoedukasi

Abstract

Kasus kekerasan dan perilaku bermasalah pada remaja yang dikenal dengan istilah perilaku delinkuen kembali marak dan meningkat setiap periodenya. Mirisnya bentuk delinkuensi remaja saat ini mengikuti seiring perkembangan zamannya. Remaja dengan kondisi keluarga yang tidak harmonis atau tidak diasuh orang tua secara langsung seperti pekerja migran cenderung terlibat baik sebagai pelaku maupun korban tindak kekerasan sehingga diperlukan solusi guna upaya pencegahan. Psikoedukasi tentang pencegahan perilaku delinkuen  diduga mampu untuk mereduksinya. Tujuan dari psikoedukasi  yakni meningkatkan pengetahuan, kesadaran serta kemampuan penerapan keterampilan sosial yang dikembangkan. Tahapan psikoedukasi dilakukan menjadi empat yakni; 1). Tahap identifikasi, 2).Tahap persiapan, 3).Tahap pelaksanaan, 4)Tahap evaluasi. Kegiatan pengabdian menghasilkan; 1). Peningkatan pengetahuan dan kesadaran tentang pemicu, bentuk – bentuk serta dampak buruk perilaku delinkuen remaja yang ditunjukan dari hasil pengisisan kuisioner, 2).Peningkatan kemampuan penerapan keterampilan sosial guna menghindari menjadi korban tindak kekerasan dengan cara menggunakan mekanisme koping positif, membiasakan komunikasi asertif dan mengembangkan kecerdasan dalam diri.

References

Fitria, Y., & Mawarni, E. E. (2022). Perception of Socio-Cultural with the Emergence of Delinquent Behavior. Daengku: Journal of Humanities and Social Sciences Innovation, 3(1). https://doi.org/10.35877/454ri.daengku1355.

Fitria, Y. (2023). Upaya Upaya Mereduksi Perilaku Delinkuen melalui Peningkatan Persepsi Positif terhadap Iklim Sekolah. Dharma Pengabdian Perguruan Tinggi (DEPATI), 3(2), 89-94.

Fitria, Y., Wirawati, W. A., & Rahman, M. (2023). A Strategies for Preventing and Handling Child Violence Through Assertive Training Methods in Banyuwangi Regency. Daengku: Journal of Humanities and Social Sciences Innovation, 3(5), 738-747. https://jurnal.ahmar.id/index.php/daengku/article/view/1925/1339.

Lestari, A. (2022). Banyuwangi Masuk 5 Besar Pengiriman Pekerja Migran. Diakses dari https://radarbanyuwangi.jawapos.com/blambangan-raya/75918637/banyuwangi-masuk-5- besar-pengiriman-pekerja-migran.

Malkoç, A., Aslan Gördesli, M., Arslan, R., Çekici, F., & Aydın Sünbül, Z. (2019). The relationship between interpersonal emotion regulation and interpersonal competence controlled for emotion dysregulation. International Journal of Higher Education, 8(1). https://doi.org/10.5430/ijhe.v8n1p69.

Moron, M. (2014). Emotion understanding, interpersonal competencies and loneliness among students. Polish Psychological Bulletin, 45(2). https://doi.org/10.2478/ppb-2014-0028.

Nurlatifah, N. N., Rachmawati, Y., & Yulindrasari, H. (2020). Pendidikan karakter anak usia dini pada keluarga tanpa ayah. Edukid, 17(1). https://doi.org/10.17509/edukid.v17i1.24213.

OJJDP. (2022). Office Juvenile Justice And Delinquency. OJJDP FY 2022 Juvenile Justice System Reform and Reinvestment Initiative.

Rasmini, N. W. (2023). Penyimpangan Perilaku Sosial-Emosional Anak pada Pengasuhan Orang Tua Tunggal Korban Perceraian. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(5). https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i5.5300.

Vancu, G. S., & Lazăr, M. M. (2022). Self-Aggression in Delinquent Teenagers. International Journal of Legal and Social Order, 1(1). https://doi.org/10.55516/ijlso.v1i1.102.

Downloads

Published

2024-12-11