Kampung Bebas Demam Berdarah Melalui Program Ecohealth Village Berbasis Education For Sustainable Development Di Nagari Pakandangan Kecamatan Enam Lingkung

Authors

  • Armaita Armaita Universitas Negeri Padang
  • Linda Marni Universitas Negeri Padang
  • Hidayati Hidayati Universitas Negeri Padang
  • Rika Armalini Universitas Negeri Padang
  • Setia Nisa Universitas Negeri Padang

DOI:

https://doi.org/10.57218/jompaabdi.v4i1.1375

Keywords:

Demam berdarah, Ecohealth village, Edukasi masyarakat

Abstract

Nagari Pakandangan merupakan salah satu nagari di Kabupaten Padang Pariaman yang memiliki angka demam berdarah paling tinggi secara fluktuatif sejak 2016. Peningkatan angka DBD disebabkan karena kondisi lingkungan dan iklim yang mendukung seperti kondisi rumah, pembuangan sampah, jarak antar rumah, keberadaan tempat penampungan air, keberadaan tanaman hias dan pekarangan, ketersediaan tempat perindukan alamiah berupa genangan air. Dalam pengendalian DBD, nagari telah membentuk jumantik namun tidak berjalan efektif bahkan kegiatan bersama puskesmas terkait penggunaan butiran abate (abatesasi) menyebabkan larva Aedes Aegypti menjadi resisten terhadap penggunaan abate, sehingga sangat sulit mengendalikannya. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan di Nagari Pakandangan, tidak hanya lingkungan saja tetapi peran masyarakat yang masih kurang peduli terhadap lingkungan maupun kesehatan keluarganya. Oleh karena itu, solusi permasalahan tersbeut adalah menjadikan Nagari Pakandangan sebagai Kampung Bebas Demam Berdarah Melalui Program Ecohealth Village Berbasis Education For Sustainable Development dengan memprioritaskan terhadap pemberdayaan masyarakat dan permasalahan lingkungan. Kegiatan pengabdian dilakukan selama 3 tahun, dimana pada tahun 1 sudah dilakukan dengan fokus terhadap keaktifan kader jumantik; tahun 2 terhadap ekonomi kreatif dengan output kegiatan produk nilai ekonomi melalui sosialisasi mengenai pemanfaatan barang bekas kepada masyarakat dan pelatihan mengenai cara mengubah barang bekas menjadi barang berekonomi; dan tahun ke 3 pemanfaatan tanaman pengusir nyamuk dengan output kegiatan repellent dari tanaman melalui sosialisasi mengani jenis tanaman pengusir nyamuk dan penyuluhan cara membuat repellent dan perangkap nyamyk. Pada tahun I semua kegiatan sudah berhasil dilaksanakan dan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai DBD sekaligus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader jumantik dalam melaksanakan program jumantik. Luaran wajib yang dihasilkan dari pengabdian ini adalah video kegiatan, publikasi kegiatan di media online Reportase.com dan publikasi artikel di jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang yang terakreditas nasional. Selain itu, kegiatan ini juga menghasilkan luaran tambahan terjadinya perbaikan tata nilai masyarakat di bidang kesehatan.

References

Amin, H. (2015). Asuhan keperawatan pada anak dengan demam berdarah dengue. Jurnal Ners, 12(2), 121-128.

Armita, A., Armita, & Marni, L. (2021). Empowerment on Jumantik and planting mosquito repellent plants in the context of dengue vector control. Central Asian Journal of Medical and Natural Sciences, 2(5), 409-418. ISSN 2660-4159.

Armaita, F. S., Razak, A., & Marni, L. (2022). Environmental based dengue fever prevention model. Azerbaijan Medical Journal, 62(08), December.

Armaita. (2022). Pengembangan model pemberdayaan Jumantik dan pemanfaatan tanaman pengusir nyamuk untuk pengendalian vektor demam berdarah di Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman (Tesis). Universitas Negeri Padang.

Budiman, A., & Rahmawati, R. (2015). Perbandingan efektivitas ekstrak zodia (Evodia suaveolens) dan serai (Cymbopogan citratus) sebagai repellent (penolak) nyamuk. Jurnal Bagian Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palu, 1(2), 67-74.

Candra, A. (2010). Demam berdarah dengue: Epidemiologi, patogenesis, dan faktor risiko penularan. Aspirator, 2(2), 110-119.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. (2019). Profil kesehatan Sumatera Barat. Dinkes Sumbar.

Dinkes, P. (2016). Profil Kesehatan 2015. Dinkes Kabupaten Padang Pariaman.

Giyantolin, S. H., Poerwanto, A. I., Hakim, R., Wibowo, M., & Abustani, M. (2019). Pemberdayaan masyarakat hidup sehat bebas vektor nyamuk melalui konsep ecohealth village berbasis education for sustainable development. Riau Journal of Empowerment, 2(2), 61-69. https://doi.org/10.31258/raje.2.2.61-69.

Heldi, A., Armaita, F. S., Razak, A., & Barlian, E. (2020). Analysis of public knowledge in vector control of dengue fever. Journal of New Zealand Studies, 151-156.

Kemenkes RI. (2018). InfoDatin: Situasi penyakit demam berdarah di Indonesia 2017. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan.

Peraturan Bupati Kabupaten Padang Pariaman Nomor 28 Tahun 2021 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2022.

Sayety, A. R. (2018). Analisis indikator kepadatan dan status kerentanan nyamuk Aedes spp vektor DBD di Nagari Pakandangan Kabupaten Padang Pariaman. Universitas Andalas, Padang.

Downloads

Published

2025-03-28