Pelatihan Pembuatan Puding Daun Kelor Sebagai Upaya Pemanfaatan Sumber Daya Lokal Untuk Pencegahan Stunting Di Desa Tosale

Authors

  • Jamaluddin Jamaluddin Universitas Tadulako
  • Pitriani Pitriani Universitas Tadulako
  • Asriani Hasanuddin Universitas Tadulako
  • Novalina Serdiati Universitas Tadulako
  • Adrianton Adrianton Universitas Tadulako

DOI:

https://doi.org/10.57218/jompaabdi.v4i2.1418

Keywords:

Daun kelor, Makanan tambahan, Pencegahan, Puding, Stunting

Abstract

Stunting merupakan masalah gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, yang berdampak pada penurunan produktivitas dan peningkatan risiko penyakit degeneratif di kemudian hari. Pemberian makanan yang tidak tepat dan kurang gizi menjadi penyebab utama stunting. Dalam upaya pencegahan stunting di Desa Tosale, pemanfaatan sumber daya lokal menjadi penting untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak. Oleh karena itu, kegiatan program kerja ini bertujuan memberikan pengetahuan kepada masyarakat Desa Tosale mengenai stunting dan pencegahannya pada bayi berisiko. Pelatihan ini menggunakan metode praktik langsung yang melibatkan 10 ibu-ibu kader Pembuatan Makanan Tambahan (PMT) sebagai pesertanya. Kegiatan inti pelatihan ini adalah praktik pembuatan puding daun kelor sebagai alternatif makanan tambahan pencegah stunting, disertai dengan pemaparan materi terkait stunting dan manfaat daun kelor. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam membuat puding daun kelor sebagai makanan tambahan bergizi. Temuan ini mengindikasikan bahwa pemanfaatan sumber daya lokal seperti daun kelor melalui pelatihan pembuatan makanan tambahan yang variatif perlu terus didukung, dan kegiatan ini memberikan alternatif bagi ibu-ibu kader PMT dalam menyajikan makanan tambahan yang berpotensi mencegah stunting pada bayi berisiko di Desa Tosale. Pelatihan serupa dengan memanfaatkan bahan pangan lokal lainnya disarankan untuk memperkaya pilihan makanan tambahan bergizi.

References

Armita, M. (2022). Kandungan gizi daun kelor (Moringa oleifera) dan potensinya dalam pencegahan stunting. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2), 123-130.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional [BKKBN]. (2021). Strategi nasional percepatan pencegahan stunting 2021-2024. BKKBN.

Damayanti. (2019). Kegiatan penanaman mangrove sebagai salah satu upaya pelestarian ekosistem pesisir. Abdi Insa.

De Onis, M., Blossner, M., & Borghi, E. (2011). Prevalence and trends of stunting among pre-school children, 1990-2020. Public Health Nutrition, 15(1), 142-148.

Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan [D. K. Asahan]. (2022). Upaya percepatan penurunan stunting jurnal bangun abdmas. Jurnal Bangun Abdmas, 1(2), 98–104.

Fauzia, A. (2021). Efektivitas kombinasi edukasi dan praktik dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan kader PMT. Jurnal Gizi dan Kesehatan Anak, 5(1), 45-52.

Fitri. (2018). Hubungan BBLR dan ASI ekslusif dengan kejadian stunting di Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru. Jurnal Endur, 3(1), 131–137.

Freire, P. (1970). Pedagogy of the oppressed. Continuum.

Ikram. (2022, December 30). Prevalensi stunting Sulteng 31,26 persen dan di atas rata-rata nasional. Media Indonesia. Retrieved from https://mediaindonesia.com/nusantara/513183/sulteng-fokus-penanganan-masalah-stunting#:~:text=Rusdy%20menjelaskan%2C%20hasil%20survei%20status,nasional%20sebesar%2024%2C4%20persen

Knowles, M. S., Holton III, E. F., & Swanson, R. A. (2014). The adult learner: The definitive classic in adult education and human resource development (8th ed.). Routledge.

Liza Munira, S. (2023, February 3). Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Disampaikan pada Sosialisasi Kebijakan Intervensi Stunting Jakarta. Retrieved from https://promkes.kemkes.go.id/materi-hasil-survei-status-gizi-indonesia-ssgi-2022

Moore, C. W. (2014). The mediation process: Practical strategies for resolving conflict (4th ed.). Jossey-Bass.

Nweze, N. O., & Nwafor, F. I. (2014). Phytochemical, proximate and mineral composition of leaf extracts of Moringa oleifera Lam. Journal of Pharmacy and Biological Science, 9, 99–103.

Olson, K. R., & Reiners, T. (2017). Moringa oleifera: An underutilized tree that thrives in harsh environments. Journal of Horticulture, 4(3), 1-7.

Rahmadita, R., Puspitasari, P., & Marlina, E. (2020). Implementasi konsep efisiensi pada perancangan arsitektur (Kasus: Rumah Sakit Pasar Minggu). In Prosiding Seminar Intelektual Muda (Vol. 2, No. 1).

Rogers, E. M. (2003). Diffusion of innovations (5th ed.). Free Press.

Sandjojo. (2011). Buku saku desa dalam penanganan stunting. Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Septiyanti, R. (2022). Penerimaan bayi dan balita terhadap tekstur lembut makanan tambahan. Jurnal Ilmu Gizi, 10(3), 201-208.

Suprihatin, S., & Sari, R. M. (2020). Pelatihan pembuatan makanan pendamping ASI (MP-ASI) berbasis pangan lokal untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu balita. Jurnal Pengabdian Masyarakat: Vokasi dan Teknologi, 1(2), 67-74.

Susskind, L., & Cruikshank, J. L. (1987). Breaking the impasse: Consensual approaches to resolving public disputes. Basic Books.

Tarigan. (2017). Kajian kebijakan dan penanggulangan masalah gizi stunting di Indonesia. Jurnal Penelitian Kesehatan, 45(4), 233–240.

Titaley, C. R., Sunawang, & Helmizar. (2019). Formulasi dan uji organoleptik puding instan daun kelor (Moringa oleifera Lamk). Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, 18(1), 1-8.

Wallerstein, N. B., & Duran, B. (2006). Community-based participatory research contributions to intervention research logic models: A test case with native circle. Health Education & Behavior, 33(1), 30-47.

Downloads

Published

2025-06-05