Inovasi Pengolahan Limbah Organik Melalui Dekomposer Ramah Lingkungan Sebagai Solusi Pupuk Berkelanjutan Di Desa Gonilan
DOI:
https://doi.org/10.57218/jompaabdi.v4i3.1863Keywords:
Dekomposer sederhana, Kompos, Limbah organikAbstract
Desa Gonilan yang terletak di wilayah Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu daerah dengan aktivitas rumah tangga yang cukup tinggi. Aktivitas tersebut menghasilkan limbah organik yang signifikan, baik dari sisa dapur rumah tangga, limbah pasar maupun pertanian. Masyarakat Desa Gonilan perlu mengelola limbah organik secara terpadu dan berkelanjutan agar potensi yang dimiliki tidak berubah menjadi sumber pencemaran lingkungan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2025 bertempat di kebun Kelompok Wanita Tani (KWT) Idum Abadi. Kegiatan sosialisasi dan praktik dihadiri oleh 17 anggota KWT. Pelaksanaan pengembangan program pengolahan limbah organik berbasis masyarakat dilakukan melalui 3 tahap, yaitu tahap persiapan, sosialisasi dan praktek, serta monitoring dan evaluasi. Kegiatan pengabdian mendapat antusias tinggi dari anggota KWT Idum Abadi. Peserta pengabdian secara seksama mendengarkan sosialisasi dan mengikuti instruksi dalam pembuatan alat pengolah limbah sederhana. Peserta juga mempraktekkan secara mandiri pembuatan alat pengolahan limbah organik di rumah. Hasil kegiatan monitoring dan evaluasi menunjukkan bahwa anggota KWT Idum Abadi telah memanfaatkan hasil pengolahan limbah untuk memupuk sayuran dan tanaman hias yang ditanam di pekarangan. Salah satu inovasi yang diterapkan dalam pengelolaan limbah organik adalah pemanfaatan galon bekas air mineral sebagai wadah fermentasi limbah organik, sehingga selain hemat biaya, kegiatan ini juga mendukung prinsip daur ulang dan pengurangan sampah plastik. Melalui inovasi dari teknologi ini diharapkan anggota KWT termotivasi untuk terus mengembangkan pengolahan limbah secara mandiri dan berkelanjutan.
References
Aklis, N., & Masyrukan, M. (2016). Penganganan Sampah Organik dengan Bak Sampah Komposter di Dusun Susukan Kelurahan Susukan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Warta LPM, 19(1), 74–82. https://doi.org/10.23917/warta.v19i1.1986
Chusniatun, Ambarwati, Nurul Latifatul Inayati, Dartim, & Laila Zurli Azzahra. (2023). Pendampingan Tematik Melalui Kegiatan Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos, Budikdamber dan Aquaponik di Desa Selokaton, Gondangrejo, Karanganyar. Abdi Psikonomi, 110–116. https://doi.org/10.23917/psikonomi.v4i2.2685
Handayani, T., & Pratama, D. (2020). Efektivitas Dekomposer dalam Pengelolaan Limbah Organik Rumah Tangga. Jurnal Pengelolaan Lingkungan, 5(2), 45–57.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). (2019). Global warming potential of Global warming potential of methane. IPCC Special Report on Climate Change and Land.methane.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (2021). Data Timbulan dan Komposisi Sampah Nasional 2021.
Odum, E. P. (1971). Fundamentals of Ecology (3rd ed.). W.B. Saunders.
Purwanto, E., Sari, N., & Wicaksono, A. (2021). Analisis Ketergantungan Petani terhadap Pupuk Kimia Impor. Jurnal Agribisnis Dan Pembangunan Berkelanjutan, 10(3), 78–92.
Setiawan, H. (2020). Dampak Pencemaran Limbah Organik terhadap Kualitas Air Tanah. Jurnal Sumber Daya Alam Dan Lingkungan, 9(2), 55–70.
Setyaningsih, E., Setyo Astuti, D., & Astuti, R. (2017). Kompos Daun Solusi Kreatif Pengendali Limbah. Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi, 3(2), 45. https://doi.org/10.23917/bioeksperimen.v3i2.5181
Suhendra, I. (2022). Peran Dekomposer dalam Meningkatkan Kualitas Tanah dan Pertanian Organik. Jurnal Ilmu Tanah, 15(1), 22–34.
Wijayanti, A., Nurdin, A., & Rachmat, T. (2021). Potensi Maggot Black Soldier Fly sebagai Solusi Pengolahan Limbah Organik. Jurnal Bioteknologi Dan Lingkungan, 7(2), 44–59.









